Detail Berita

Prodi Manajemen FEB-UBH gelar FGD Financial Technology Pengembangan Ketahanan UKM Perempuan di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Prodi Manajemen FEB-UBH gelar FGD Financial Technology Pengembangan Ketahanan UKM Perempuan di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Selasa, 02 September 2025

Dosen dan peneliti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bung Hatta menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholder terkait seperti Bappeda, Dinas Koperindag dan UMKM, Badan Keuangan Daerah, perbankan, serta pelaku UKM perempuan di Aula Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai, 1/9/2025.

Ketua Tim Rika Desiyanti, S.E., M.Si., Ph.D menyebutkan, bahwa FGD tersebut merupakan lanjutan dari penelitian bertajuk Model Pengembangan Kinerja Usaha Berkelanjutan UKM Perempuan Mentawai melalui Penggunaan Fintech untuk Ketahanan Ekonomi yang telah dimulai sejak Juni 2025.

Dijelaskan juga, bahwa riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, termasuk penyebaran kuesioner, wawancara, serta analisis SWOT dan hasil statistic serta masukan dari FGD sangat penting untuk penyempurnaan model pengembangan UKM perempuan berbasis fintech.

Ia berharap hasil penelitian tim yang terdiri dari Ice Kamela, S.E., M.M., Tyara Dwi Putri, S.E., M.Sc., serta Muhammad Asad Jundurrahman., S.M membawa dampak bagi pengembangan UMKM di Kepulauan Mentawai.

Sementara itu Munir Saputra., S.E Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Kab. Kepulauan Mentawai, menyoroti isu strategis berupa keterbatasan modal, akses pasar, serta branding produk. Disebutkan juga, bahwa meski jumlah UMKM mencapai lebih dari 3.500 unit dan mayoritas dijalankan oleh perempuan, daya saing produk lokal masih perlu diperkuat dan ia berharap hasil penelitian ini memberi masukan nyata untuk memperkuat kebijakan pengembangan UMKM di Mentawai.

Diacara yang sama Plt. Sekretaris Dinas Koperindag dan UMKM Mentawai, Ananias menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dan riset yang dilakukan oleh tim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bung Hatta.

Menurutnya masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku usaha, terutama terkait literasi digital dan akses permodalan. Kerja sama dengan akademisi dalam pembinaan UMKM sangat dibutuhkan agar usaha lokal bisa berkembang.

Sementara itu, Fajar perwakilan BNI menyampaikan kesiapan mendukung pelaku usaha melalui pemasangan QRIS di berbagai titik usaha. Meski masih ada kendala jaringan internet dan keterlibatan langsung pemilik usaha saat aktivasi, pihak BNI optimis bahwa penggunaan QRIS akan mempermudah transaksi pelaku UMKM dan BNI siap melakukan sosialisasi lebih intensif agar para pelaku usaha benar-benar memahami manfaat QRIS.

Salah seorang pelaku UKM sebut saja namanya Revi menuturkan, bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah pemasaran produk dan kualitas kemasan. Ia berharap dukungan dari pemerintah dan lembaga keuangan bisa membantu UMKM Mentawai menembus pasar yang lebih luas.(*)