Calon Mahasiswa Harus Selektif Pilih PTS
Senin, 24 Mei 2010
Memasuki tahun akademi 2010/2011 ini, calon mahasiswa yang gagal lulus di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tentunya memilih Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai tempat untuk menimba ilmu. Mereka yang gagal masuk di PTN tersebut bukan berarti mereka bodoh, akan tetapi belum beruntung atau sebagian diantara mereka ada yang hanya mencoba-coba untuk testing, dan bagi mereka yang lulus itu berarti jauh-jauh hari mereka telah mempersiapkan diri dengan baik.Seperti yang diungkapkan Prof.Dr.Hafrijal Syandri,MS Rektor Universitas Bung Hatta di ruang kerjanya, Senin(24/5), saat ini banyak bermunculan berbagai PTS yang disinyalir PTS tersebut belum terakreditasi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI),
Hafrijal melihat PTS yang belum terakreditasi tersebut berupaya mencari calon mahasiswa sebanyak mungkin dengan berbagai cara dan bahkan ada yang memberikan embel-embel berbagai hadiah atau janji lainnya kepada setiap calon mahasiswa yang mendaftar di PTS tersebut.
Padahal kata Rektor UBH itu, memilih PTS memang harus hati-hati. Sebab, kalau sampai salah pilih, akibatnya bisa fatal. Ijazah yang diupayakan bertahun-tahun bisa tidak diakui oleh pemerintah. Kalau sampai terjadi, hal itu tentu akan menjadi masalah bagi alumnus PTS yang notabene dulunya memang salah memilih.
Hafrijal juga memberikan tips memilih PTS secara sederhana bagi lulusan SMU/sederajat. Yaitu, pilihlah yang sudah berstatus akreditasi. Status akreditasi pada PTS tidak melekat pada program studi masing-masing. Jadi, dalam satu PTS, mungkin saja ada program studi yang sudah terakreditasi dan ada yang belum terakreditasi. Karena itu, para kandidat mahasiswa baru hendaknya memilih program studi yang terakreditasi.
Menurutnya lagi, program studi yang telah terakreditasi menunjukan pengakuan pemerintah terhadap keberadaan atau eksistensi program studi tersebut. Selain itu, akreditasi menunjukan pengakuan pemerintah atas kualitas program studi yang bersangkutan.
Disinggung soal akreditasi program studi di UBH, Hafrijal mengatakan, dari 24 program studi yang di UBH, 22 diantaranya dengan peringkat âBâ, sementara dua program studi lagi sedang diproses oleh DIKTI.
Hafrijal menambahkan bahwa, bagi lulusan PTS, pengakuan pemerintah atas keberadaan program studi akan diikuti dengan pengakuan terhadap ijazah dan banyak hal lain yang berkenaan dengan urusan akademis lulusan program studi pada PTS yang bersangkutan