Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Tim PKM Dosen UBH Lakukan Pendampingan Pengembangan Usaha Integrasi Maggot dan Ikan Lele Berbasis Limbah Ladang, Bagi Kelompok Tani Landia Saiyo Sahati
Kamis, 19 September 2024 Berita Terbaru

Tim PKM Dosen UBH Lakukan Pendampingan Pengembangan Usaha Integrasi Maggot dan Ikan Lele Berbasis Limbah Ladang, Bagi Kelompok Tani Landia Saiyo Sahati

Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2024, yang diketuai oleh Dr. Maria Ulfah, S.T., M.T., dengan anggota Dr. Azrita dan Dessi Mufti, S.T., M.T, lakukan pendampingan intensif dalam pengembangan usaha integrasi budidaya maggot dan ikan lele berbasis limbah ladang bagi Kelompok Tani Landia Saiyo Sahati di Kanagarian Koto Gadang, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam (16/9/2024).

Program ini didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2024 itu memilih Kanagarian Koto Gadang dilatarbelakangi antara lain mata pencaharian penduduknya sebagian besar dibidang holtikura.

Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan petani setempat melalui teknologi pemanfaatan limbah ladang sebagai pakan maggot (larva lalat Black Soldier Fly atau BSF), yang kemudian dijadikan pakan alami untuk ikan lele. Usaha integrasi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang mahal, sekaligus mempromosikan praktik pertanian dan perikanan yang ramah lingkungan.

Tim PKM menghadirkan narasumber utama, Dekan Fakultas dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Yusra, M.Si yang memberikan materi mengenai teknik budidaya maggot dan ikan lele yang terintegrasi.

Prof. Yusra menjelaskan pentingnya inovasi dalam mengelola limbah organik dari ladang dan sampah organik rumah tangga yang biasanya terbuang, menjadi sumber daya bernilai ekonomis. "Limbah ladang yang selama ini tidak digunakan dapat menjadi pakan yang murah dan berkualitas bagi maggot, yang nantinya sangat efektif sebagai pakan ikan lele,"ujarnya.

Pendampingan ini tidak hanya fokus pada teknik budidaya, tetapi juga aspek manajemen usaha yang berkelanjutan, termasuk strategi pemasaran hasil budidaya lele dan pengolahan maggot agar dapat diadopsi oleh lebih banyak petani di daerah tersebut.

Ketua kelompok tani, Jon Kenedi, menyatakan optimismenya terhadap program ini. Ia berharap pendampingan ini dapat terus berlanjut dan membantu para petani di Kanagarian Koto Gadang menjadi lebih mandiri. Tim PKM dari Universitas Bung Hatta memberikan peralatan untuk usaha terintegrasi ini berupa kolam terpal untuk ikan lele, bibit ikan lele, mesin pencacah untuk makanan maggot, kandang inseknet untuk tempat perkawinan lalat BSF, serta satu siklus perkembangan maggot mulai dari telur maggot, baby maggot, pupa, dan maggot dewasa.

"Kami sangat terbantu dengan pendampingan ini. Dengan memanfaatkan limbah ladang, biaya produksi ikan lele dapat ditekan, dan kami juga belajar banyak tentang pengelolaan usaha yang lebih baik. Harapan kami, usaha ini bisa berkembang dan memberikan dampak positif bagi anggota kelompok tani lainnya," ungkap Jon Kenedi.

Menurutnya, model usaha integrasi maggot dan lele berbasis limbah ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Jon Kenedi berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi kelompok tani di nagari-nagari lain.

Wali Nagari Koto Gadang, Yuzerizal, menyambut baik program pendampingan ini. Menurutnya, usaha integrasi maggot dan lele berbasis limbah ladang merupakan langkah strategis untuk mendorong ketahanan pangan di wilayah tersebut.

"Kami sangat mendukung program ini karena selain mengurangi limbah, program ini juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Saya berharap, inovasi ini dapat diterapkan secara luas di Kanagarian Koto Gadang, bahkan ke wilayah lain di Kecamatan Baso," ungkap Yuzerizal.

Ia juga berharap agar pemerintah daerah dan instansi terkait terus mendukung program-program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan perikanan yang berkelanjutan.

Kegiatan PKM ini berfungsi mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi seperti dilibatkannya mahasiswa dalam kegiatan berbasis masyarakat yang menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa di luar kampus. Serta mendukung IKU Perguruan Tinggi, dosen berkegiatan di luar kampus. Dosen berkontribusi dalam mendukung ekonomi masyarakat agar tercapai kesejahteraan masyarakat Kanagarian Koto Gadang. Pendampingan kelompok tani Landia Saiyo Sahati ini menjadi salah satu contoh kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan model usaha yang ramah lingkungan serta menguntungkan secara ekonomi.

"Dengan adanya dukungan dari berbagai kami ucapkan terima kasih, pihak khususnya pendanaan hibah eksternal skema Program Kemitraan Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Diharapkan, integrasi maggot dan ikan lele berbasis limbah ladang ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat petani di Kabupaten Agam,"tutup Maria Ulfah (*)